Sabtu, 21 Januari 2017

Matrix : Chapter 01 - Matrix

Ditulis Oleh : Reza Saputra

Chapter 01 – Matrix
Pagi hari disekolah disekolah disaat Reza sedang bersantai diwarung bakso langganannya seorang wanita menghampirinya dan menutup mata Reza, “siapa nih? jangan iseng dong lagi makan” “ayo tebak siapa” “hem.. siapa?” “ayo coba tebak?” “hem.. ini eni!” wanita itu langsung melepaskan tangan dari mata Reza “ini aku tauh Jessica!” Reza langsung mengabaikan Jesica dan melanjutkan makannya “kamu nyuekin aku ih.. nyebelin” Jessica langsung pergi kekelas dan mengeluhkan sikap Reza kepada temannya “kenapa lo Jes?” “gue kesal sama Reza saat gue ajak bercanda dia malah cuekin gue terus nyamain gue sama cewek lain lagi..”

“hem.. kok gitu” “iya gue kesel – kesel sama dia” “owh yang sabar aja ya mungkin ada maksud dari sikapnya, ngomong - ngomong lo emang godain Reza yang mana?” “itu yang di kelas 11 – A” “apa?, lo bisa deket sampai segitunya sama anak itu lo hebat, cowok itu tuh dia kaya punya dinding penghalang wanita, dan lo bisa nembusnya, lo hebat” teman - temannya bertepuk tangan karena Jessica berhasil mendekati Reza mendengar hal itu salah seorang wanita kesal mendengarnya dan menghampiri Jessica dengan kesal “eh Jessica gue kasi tau lo Reza tuh punya gue” mendengar hal itu wanita yang lain berkata “eh Anita, Reza kan udah jadi mantan lo dan dia juga udah gak ngangep lo kok, jadi semua cewek bebas dong deketin dia” “diem lo gak usah ikut campur” dan Anita pun berkelahi membuat satu sekolah pun heboh dan berita itu sampai ketelinga Reza  “lo enak ya di rebutin sama semua cewek”ucap Dera “apa enaknya orang setiap minggu aja pasti ada aja, yang berantem gara - gara gue, liat aja sebentar lagi guru juga dateng manggil gue nyuruh misahin mereka” tak lama kemudian seorang guru datang kekelas Reza “Reza kenapa kamu masih disini, itu pisahin mereka berdua” “saya males bergerak pak saya baru selesai makan”ucap Reza sambil membaringkan kepalanya ke meja, tapi guru itu langsung memgendong Reza di bahunya dan membawanya ketempat perkelahian tetapi mereka sudah saling terluka terutama Jessica mereka berhenti mengambil nafas karena kelelahan saat mereka mau melanjutkan perkelahian Reza memegang tangannya dan berkata “ku kira kalian cewek yang baik ternyata kalian cewek berutal sejujurnya aku kecewa sama kalian” “dia yang mukul aku duluan” “eh kamu tuh yang mukul duluan” “lo” “kamu” “lo” “kamu” “lo” “kamu” Reza pun letih mendengar perkelahian mereka dan langsung melepaskan tangan mereka dari genggamannya sambil berkata “lanjutkanlah perkelahian kalian mungkin saat salah satu dari kalian ada yang mati kalian baru tau kebodohan apa yang kalian lakukan” Reza pergi meninggalkan mereka dan kembali kekelasnya dan mereka semua pun kaget mendengar perkataan itu karena Reza baru pertama kalinya Reza marah seperti itu.
Saat jam perlajaran 5 Reza pergi membolos bersama sahabatnya “Za, apa gak papa kita lewat tembok kaya ini” “udah cepat lompat keluar nanti keburu ada yang tau” dengan ragu Dera pun melompat mereka pun berhasil keluar dari sekolah “Za” “kenapa?” jawab Reza sambil main Hp “lo pernah berfikir gimana apa keadilan itu ada” “gak” “enak ya jadi lo, udah ganteng, pinter, multitelent lagi..” “gue bukan apa apa dibandingkan sama lo, Der” ucap Reza merendah diri “apaan sih rahasia lo, za” Reza langsung memberi sebuah flashdisk pada Dera dan berkata “apaan nih” “flashdisklah” “owh jadi rahasia lo ada di dalem ini” “bukan tapi ini rahasia gue, ini buat lo pegang aja” “flashdisk” “ya, gue tinggal yang gue mau ketemu cewek kenalan gue dulu” ucap Reza sambil berlari dan melambaikan tangan Reza langsung pergi meninggalkan Dera yang tak mengerti apa yang dimaksud Reza “kenapa flashdisk kenapa gak hardisk aja sekalian, sialan emang si Reza kalo jelasin pasti selalu separo – separo” Dera pun kembali kerumahnya dan langsung mencobanya di kamarnya “gue penasaran, apan sih isinya?” dan saat ia memasang di komputernya komputernya langsung blank dan seluruh kamarnya berubah menjadi hitam secara perlahan dia kaget dengan apa yang terjadi “kenapa ini kenapa, kok bisa gini” Dera langsung lari kearah pintu dan mencoba membuka pintu, tapi pintunya terkunci dan tidak bisa terbuka ia mendobrak kaca jendela tapi kacanya keras dan tak pecah malah membuat lengan atasnya sakit dan tak bisa berdiri samapi seseorang datang memakai tudung dan topeng seperti malaikat kematian “apa aku akan mati, jika aku mati aku akan menyalahkanmu Reza” tetapi orang itu malah menolong Dera untuk berdiri dengan menjulurkan tangannya Dera pun menerimanya dan langsung bangun “Selamat datang di Matrix” Dera langsung berdiri dengan kemampuannya sendiri “Siapa kau, apa maksudnya Matrix apa aku akan mati” pria itu langsung melihat flashdisk yang Reza berikan “kau memiliki point yang cukup tinggi ya!” “point apa maksudmu, apa maksudnya semua ini?” tanya Dera sambil memegang lengannya yang keasakitan “sebaiknya kau gunakan pointmu dengan baik” Dera kesal karena semua pertanyaanya tidak di jawab ia langsung menghajar pria itu tapi pria itu di belakang Dera “kemana kau?” saat Dera menyadari pria itu dibelakangnya ia malah mencoba terus untuk menghajarnya tetapi pria itu terus menghilang sampai pria itu bertanya “hentikan apa kau tidak kelelahan?, oh ya aku punya pertanyaan kepadamu apa kau temannya orang ini” menunjukan foto Reza dimasa ia belum bermain matrix “tidak aku tidak kenal” “ini adalah Reza” “apa” “ini dia sebelum menjadi pemain matrix” “kenapa ia bisa berubah seperti sekarang” “tentu saja karena ia memainkan permainan ini, apa kau mau ikut bergabung” “apa jika aku bergabung aku bisa lebih dari Reza?” “itu semua tergantung padamu” “baiklah aku akan bergabung”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar